Selasa, 07 November 2017

MELEK TEKNOLOGI TAPI TUNA ADAPNYA

Patner : Mas Bro
Target : satu suara

Kemarin ada sesuatu yang viral banget di dunia peronlinean kita ( haduh bahasa apa ini). Dari beberapa group WA yang aku ikutin juga membahas ini dan memutus mata rantai yang artinya, udah cukup tau aja, jangan di shared lagi, karena beritanya ga bermanfaat banget. Ucuk-ucuk di salah satu teman di medsos menshared berita ini. Aku komenin, untuk tidak menshared, nanti malah banyak yang terjerumus. Etapi dia ga terima gitu, malah bilang aku membulli dia (dibalasan komen antar temannya) dan membuat status baru ,“kalau ga suka ga usah baca” dan di status ini pula ada balasannya, mending maen dicomberan aja kalau ga seneng. Astagfirullah..

Sedikit bikin lega hati


Kali ini aku mencoba belajar jadi dewasa, lebih memperpanjang NALAR dan memperpendek EMOSI, jadi aku diam saja tak membalas komen lagi atau malah membuat status. Tapi hati pegel juga ya, beberapa teman WA juga mendukung komen ku, untuk menstop dan tidak menshared lagi. Dari situ agak sedikit lega ya. Malamnya cerita sama mas bro, dan dia jadi pendengar yang baik, dan dia mendukung juga alias satu suara sama aku, karena itu bahaya banget menurutnya. Apalagi kalau di shared di akun medsos ku yang isinya ga cuma ibu-ibu sepantaran aku tapi juga ada adik ku, teman-temannya dan keponakan yang notabenenya masih umur baru belasan alias remaja tangung. Bahaya bangetkan.

Tapi positif thinking aja deh, tujuan kita sama yaitu sama-sama melindungi anak-anak dari bahaya teknologi, mungkin caranya aja yang berbeda. Karena FoR (cara pandang) dan FoS (emosi dan mental) kita yang berbeda. Jadi harus pintar dan bijak dalam berteknologi. Jangan sampai Melek Teknologi tapi Tuna Adapnya. Sedikit mengutip kata-katanya Ibu Peny.

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar