Kamis, 21 Desember 2017

Aliran Rasa : Melatih Kemandirian Anak

Pada tugas kali ini aku memasang target yang lebih tinggi dari kemarin, yaitu melakukan dan membuat laporan secara 15 hari secara berturut-turut. Mood yang naik turun, ide yang mentok untuk dipraktekkan, praktek yang  gagal, emosi yang terselip, solusi yang salah. Hmm semua itu muncul dalam usahaku untuk mencapai target. Tapi niat dan tekad yang kuat akhirnya bisa membuat ku mencapai target tersebut.

Melatih kemandirian pada anak, bingung ya, karena anakku masih tergolong bayi, dan masih sangat sulit untuk diajak berkomunikasi, apalagi bekerjasama . Jadi aku hanya bisa merancang tema, isinya ya terserah anak mau melakukan apa. Ga jarang malah keluar dari garis tema yang ada.  Dalam prakteknya juga ga hanya aku berdua sama si bayi, tapi ada ayahnya si bayi, hmm kadang suka susah diajak kerjasamanya juga. Malah kadang suka bikin terbawa emosi. Jadi keinget terus deh sama materi sebelumnya, “Komunikasi Produktif”. Alhasil di tantangan kali ini, sambil melanjutkan tantangan materi sebelumnya deh. Semoga bisa lulus, dan menjadi kebiasaan yang baik buat keluarga kecil kami.

Hari bersamanya

Tapi setiap habis melakukan praktek-praktek bersama si bayi, kadang dari situlah aku banyak belajar, sedikit mengambil atau menyangkutpautkan dengan kehidupan bayi dan orang dewasa siy. Misal si bayi yang lagi belajar berjalan, dia ga akan berhenti karena terjatuh, malah akan bangun dan mencoba lagi. Pelajaran buat orang dewasa juga kan?! Kalau gagal jangan berhenti, tapi coba lagi, yakin saja suatu saat pasti berhasil.

#gamelevel2
#aliranrasa
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Kamis, 14 Desember 2017

Melatih Kemandirian dan Kesabaran

Huft ini adalah hari ke 15, semoga target pribadi mengumpulkan tantangan selama 15 hari secara berturut-turut bisa tercapai. Meskipun semangat yang naik turun, ide yang hilang timbul, tapi akhirnya sampai juga di hari ini.

Pagi ini sarapan si bayi tetap tanpa digendong, tapi ku suguhkan kembali bersama video lagu anak via hp ku. Hal ini lah yang membuat aku berdebat sama ayahnya. Karena dihari sebelumnya aku share tentang bahaya gadget untuk bayi dibawah 2 tahun. Ayahnya langsung bilang kalau aku ga konsisten. Aku pun berargumen biar anaknya makan. Tetap aja siy emank aku yang salah, tapi tetap hati ini kesal, coba aja deh 1x aja nyuapin anaknya makan, pasti akan mengerti. Seakan dia terus menyalahlan aku, aku jadi tambah emosi. Si bayi jadi kebawa-bawa deh sama keselnya aku. Duh jadi menyesal, saat menyusui aku bilang,"dede maaf ya, tadi unda jadi kesel juga sama dede". Si bayi tertawa aja melepas nen. Meleleh deh.

Hari ini emaknya yang mau mandiri nih. Sebelumnya sempat minta tolong suami buat bikin form di gdocs. Tapi aku coba aja sendiri, berbekal link yang dikasih oleh bunda Dewi, fasilitator kelas bunsay ku. Ku rancang dulu apa yang mau ku tulis, lalu ku buka linknya dan membuatnya deh. Ealah jaringannya malah naik turun. Sabar-sabar, dicoba lagi nanti deh ya. Akhirnya aku putuskan buat nulis laporan tantangan hari ini aja deh. Entah bisa di posting hari ini atau ga.


Saat kita ingin melakukan sesuatu yang baik, pasti selalu saja ada tantangannya. Salah satunya ya dengan hal-hal yang menguji kesabaran. Semoga aku selalu bisa istiqomah dan sabar ya.

#harike-15
#tantangan10h
#level2
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Rabu, 13 Desember 2017

Jangan Over Protektif

Sarapan pagi ini dilalui tanpa drama, tanpa digendong dan tanpa video anak. Yeay... dia hanya duduk sambil main tumbler kosong. Awalnya ku berikan sebuah buku, dibolak-balik dan kemudian bosan. Minta di bukakan tutup tumblernya dengan perintahnya yang unik "uh uh uh", setelah ku bukakan dia mencoba untuk menutupnya kembali. Dari semua percobaan yang dia lakukan tak satu pun berhasil. Belum berhasil tepatnya karena tenaganya yang belum kuat menekan tutup tumbler tersebut.

Setelah selesai sarapannya, aku masih punya waktu untuk bermain dengannya. Jadi kubiarkan saja ia bermain di depan kamar dengan balon gas yang sudah tak sanggup lagi untuk terbang. Dibawa balonnya kesana kemari, dipukul, saat balin bergerak dia tertawa riang. Kadang berdiri dan berjalan untuk mengambil balonnya dan kadang merangkak dengan cepat. Aku hanya mendampinginya saja dari jarak yang tak lebih 2 meter, sambil sesekali melemparkan balon tersebut agak jauh darinya. Dengan tujuan dia berjalan atau merangkak mengambil si balon. Eh tapi karena ayahnya pun masih punya waktu bersama kita, alhasil saat anaknya berdiri langsung digendong, saat anaknya merangkak cepat langsung diangkat. Ohh ayah yang protektif. Alasannya"nanti jatuh yank, nanti kejedot yank". Jadi gemes sama ayahnya, begini ga boleh, begitu ga boleh. "Gapapa yah, jadinya kan dia bisa belajar", jawabku.

Susahnya memfoto bayi yang lagi aktif

Meskipun waktu bersama kita terbatas. Tapi tak membatasi kasih sayang kami padamu de. Luv u..

#harike14
#tantangan10hari
#level2
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Selasa, 12 Desember 2017

Langkah Kecil

Acara makan hari ini tak semulus kemarin. Makan masih dengan nonton video lagu anak dan tanpa digendong, tapi kali ini mulutnya sudah di buka. Bener-bener butuh perjuangan, saat nyuapin makan siangnya, sudah dengan segala bujuk rayu, tapi tetap susah. Akhirnya dia menemukan aktivitasnya yang sangat menarik, saat HP ku berbunyi dan ku terima dari kantor, dia asik meremas-remas MPASI di mangkuknya. Di remas dengan ke dua tangan kecilnya. Ohh.. gemas, alhasil ku sudahi saja sesi makan kali ini. Sudah kotor lantai dan karpetnya, ku bawa dia ke kamar mandi untuk cuci tangan dan mulut. Dia tertawa senang, saat main air. Hmm bayi kecil.

Ku ganti kan bajunya, saat ke luar dari kamar, si bayi mulai berdiri dan melangkah. Langkah kecil si bayi semakin banyak. Aku selalu bersiap dibelakangnya, karena badan mungil ini masih sempoyongan kalau berjalan. Namun terkadang dia tak takut untuk berlari padahal jalan pun belum sepenuhnya bisa.


Semoga kau tak lelah untuk terus melangkah ya de. Dan kalau memang harus berlari maka berlarilah untuk mengejar impian.

#harike13
#tantangan10hari
#level2
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Senin, 11 Desember 2017

Antara Bola dan Jepitan

Hore... hari ini makan pagi, siang dan sore semua tanpa digendong dan semua porsinya habis, semua dilakukan dengan duduk manis sambil nonton video lagu- lagu anak. Hehe sebenarnya ini akan jadi masalah baru lagi buat besok niy. Tapi kami masih sulit tanpa gadget. Setidaknya kami punya batasan-batasan tersendiri untuk benda tersebut.

Hingga saat ini, masih melatih berjalan sendiri. Langkah kecilnya semakin banyak. Dan membuat emaknya ini semakin deg-degan liatnya. Tapi tetap harus tenang, jangan panik. Pagi tadi sebelum mandi, ku biarkan dia memilih mainannya sendiri untuk dibawa mandi. Dan si bayi kecil ini mengambil bola dan jepitan jemuran. Entah apa alasannya, ya sudah dibawa sajalah. Sesuatu yang menarik terjadi antara dua benda tersebut, mukanya yang agak heran karena bola mengapung dan jepitan tenggelam membuatku semakin gemas melihatnya. Dia berusaha membuat jepitan mengapung dengan cara meletakkan jepitan pelan-pelan di atas air, eh tenggelam juga. Aku tertawa kecil.


Kita sama-sama belajar. Meskipun kita berdua saling membutuhkan. Semoga kita bisa terus belajar tentang kemandirian dan mempraktekannya.

#harike12
#tantangan10hari
#level2
#kelasbundayiip
#melatihkemandirian

Minggu, 10 Desember 2017

Memang Harus Mandiri

Mandiri itu memang harus, wajib dan kudu ya. Hari ini entah aku belajar kemandirian atau karena keterpaksaan keadaan jadi melakukan hampir semua hal sendiri. Minggu libur dirumah, hampir tak ada momen yang terlewat bersama si bayi. Mulai dari nyiapin semuanya buat si bayi, ngaduk bubur pun sambil gendong si bayi yang aktif ini.

Belum lagi perihal pekerjaan rumah. Mendung, ngangkat kasur lantai. Malam harinya saat si bayi tidur, emaknya ini masih harus nyetrika. Dan harus berhenti sejenak saat si bayi terbangun minta susu. Ohh badan rasanya remek. Mungkinkah ini bisa disebut kemandirian? Atau  memang keterpaksaan karena tidak ada yang bisa dimintai tolong.

Belajar itu memang sulit dan mungkin karena keterpaksaan jadi bisa.

#harike11
#tantangan10hari
#level2
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Sabtu, 09 Desember 2017

Kerupuk Oh Kerupuk Lagi

Hari ini pagi-pagi sudah bangun. Keluar rumah sebentar terus diajak ke dapur deh. Biarinlah dia mau ngapain aja. Tapi hari ini masih saja dengan kerupuknya. "Uh uh uh", minta diambilkan kerupuknya. "Ambil sendiri de", kata ku. Terus dia duduk dan mengambil posisi merangkak, dapat deh kerupuknya, kemudian di masukkan ke mulutnya. Kerupuk oh kerupuk.

Masih di dapur, dengan perintahnya yang khas "uh uh", minta ini itu, dan aku masih dengan kata-kata yang sama, agar dia mengambil apa yang dia mau sendiri. Akhirnya diambil tomat, di gigit lah si tomat, beberapa kali gigitan dan bolonglah si tomat, seperti di gigit ulat hehe. Sudah bosan dengan tomatnya, ganti dia ambil jahe yang sudah dikeprek, "hah hah", katanya. Baru sekali gigit langsung dibuang. Ganti lagi dia ambil gelas, wuih kali ini langsung aku ambil gelasnya, soale gelas-gelas kaca, takut pecah dan kena kakinya. Karena bayi kecil ini sudah pernah mecahin piring. Setelah mengeksplor isi dapur. Dia balik lagi ngambil kerupuk. Oalah.. kerupuk oh kerupuk.

Menjelajah dapur

Semoga si bayi semakin tau akan hasil dari pilihannya. Kita ga akan tau kalau kita hanya menunjuk tanpa mengambil dan merasakannya, ya kan buibu.

#harike10
#level2
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip
#melarihkemandirian

Jumat, 08 Desember 2017

Kerupuk

Hari ini bingung mau melaporkan apa ya. Bayi kecil makannya susah banget, sudah dicoba ga di gendong, di gendong, pakai sendok, pakai tangan langsung, di peluk, di pangku, semuanya tetap sama, cuma masuk beberapa suap saja. Haduh kumaha iue.. di suapin buah pun tak mau. Dia lebih pilih kerupuk, itu kenapa kalau kerupuk bisa ga ditutup mulutnya.

Nangis langsung berdiri terus melangkah dan jatuh. Sekarang semakin pinter kalau nangis langsung mau ngejar atau nyamperin dengan cara berjalan tapi tetap masih terjatuh. "Apa? Dede minta apa?", tanya ku. Dia langsung merangkak, mengambil kerupuk dan minta dibukakan plastiknya,"uh uh", katanya.  Aku buka plastiknya, terus aku potong, aku hanya mau memberikan potonga kecil, aku bilang,"tangan dede kotor". Dia langsung liat tangannya kemudian ditepuk-tepuk, seperti saat aku membersihkan tangannya kalau ada kotoran. Kemudian kuberikan potongan kecil kerupuk itu. Dan abis donk kerupuknya, kenapa kalau MPASI dan buahnya ga mau. Haduhh.. tak lama sesudah itu, dia rungsing, digendong terus tidur tanpa makan dan susu. Nambah dilema emaknya.


Dia sudah tahu apa yang menjadi keinginannya. Meskipun bikin emaknya ini bingung. Tapi semoga jadi awal yang baik untuk menentukan pilihan dimasa depan ya de. Dan semoga besok makannya lahap.

#harike9
#level2
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Kamis, 07 Desember 2017

Ayo Naik

Untuk urusan makan tanpa digendongnya, masih sama euy, masih tak bisa diam, masih harus ikut merangkak kemanapun dia pingin. Tapi tetap harus sabar, demi masuknya MPASI yang sudah dibuat dari beduk subuh ini. Benar-benar indah ya proses belajarnya. Dan aku menikmatinya.

Pagi ini mencoba melatih si bayi berjalan sendiri. Tapi saat ku pinta dia untuk berdiri dan berjalan, si bayi tak mau. Sehabis puas nyusu di kamar. Dia keluar dari kamar sendiri, merangkak keluar. Ada mainan kucing di lantai, kemudian dia ambil dan memberikannya pada ku. Aku ambil mainannya, dia malah langsung merangkak lagi, berdiri di pinggir sofa, melihat bolanya ada di atas sofa. "Uh uh uh", dia minta diambilkan bolanya. Aku bilang,"ambil de bolanya, ayo naik ". Dia pun berusaha untuk naik, meski ada adegan jatuhnya, aku tetap tenang dan dia mencobanya lagi. Aku letakan si kucing mainan dekat bolanya. Kemudian dia mencari cara untuk naik, akhirnya dia berhasil menaiki sofa dari tumpukan kasur lantai yang memang sudah ada di depan sofa. Dia bahagia berhasil mengambil bolanya, kemudian digigit-gigit. Ini bukan untuk pertama kalinya dia naik ke sofa bahkan naik ke meja pun dia pernah. Selama semua ku rasa masih aman, aku masih tenang, asal dia masih dalam jangkauanku jika sekiranya terjatuh. Hihihi


Kadang memang keinginan kita tak sesuai sama hasil, tapi tak apalah. Semoga bisa terus berusaha untuk meraih yang diinginkan ya de. Walaupun terlihat sulit, tapi dengan kegigihan pasti bisa.

#harike8
#level2
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip
#melatihkemandirian

Rabu, 06 Desember 2017

Si Lumba-Lumba

Sarapan pagi ini, habis seporsi, duduk manis sambil nonton video lagu anak (jiah masalah baru lagi ini mah). Proses suap-menyuapi pun lancar jaya dari awal hingga akhir. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 20 menit. Yee emak bahagia, andai tiap makan begini. Ga seru donk ya kalau hidup tanpa drama. Hihihi

Terus sebelum emaknya berangkat kerja, masih punya waktu untuk main sebentar sama bayi yang lucu ini. Aku memintanya mengambil boneka ikan lumba-lumbanya, dan memintanya untuk berdiri dan jalan. Dia langsung merangkak terburu-buru, mengambil bonekanya, mencoba berdiri, jatuh dan berdiri lagi, karena belum bisa belok, dan ia ingin berbelok jadi saat melangkah akhirnya jatuh lagi atau menjatuhkan diri. Tapi dia tertawa dan memberikan silumba-lumba pada ku, “uh uh uh”, katanya. Ku mainkan boneka ikan itu naik turun layaknya ikan yang sedang berenang dan kuletakkan kembali di tempat semula.  Dan dia bersiap untuk mencobanya lagi, semua dari awal. Yeee lanjutkan de.


Semoga jalannya semakin lancar.Bisa berdiri dengan kaki sendiri dan berjalan tanpa bantuan orang lain menjadi awal dari kemandirianmu ya de. Masih banyak hal yang harus kita pelajari bersama. Luv you.

#harike7
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Selasa, 05 Desember 2017

Bila Jatuh, Ayo Bangun Lagi

Hari ke sekian..
Masih terus mencoba makan tanpa gendong, tapi kayanya hari ini si bayi benar-benar  ga mau deh. Masuk hanya beberapa suap, sedikit. Akhirnya ku gendonglah, asik melihat anak tetangga yang ngajak dia main, tanpa sadar mulutnya terbuka terus, masuklah seporsi MPASInya. Uhh emak girang rasanya, ga sia-sia bangun azan subuh masak MPASI ini. Bayi juga sama seperti orang dewasa, yang punya rasa jenuh dan bosan kalau begitu-begitu terus. Kadang sesekali aku juga butuh makan diluar. Hihihi

Akhir-akhir ini dia semakin lancar satu dua langkahnya. Meski sering terjatuh, dia tak kapok untuk berdiri kembali. Aku jadi belajar, memang kita harus selalu mencoba berdiri kembali setelah terjatuh, inilah filosofinya. “de ayo berdiri”, aku menyemangatinya. Dia pun berdiri, kemudian melangkahkan kaki kecilnya, satu dua langkah, dan dia jatuhkan badannya dipelukkanku kemudian tertawa. Aku pun membalas tawanya, kupeluk, kucium dan ku bisikan” dede Rachel pinter”. Kemudian dia duduk dan merangkak masuk ke dalam rumah, mencari mainannya. Kemudian dia berdiri dengan bantuan dinding, sepertinya dia semakin lihai, sebenernya ngeliatnya ngeri-ngeri sedap, haduh ngeri jatuh dan kepalanya terkena tembok. Tapi aku tetap tenang dan memperhatikan. Sekiranya mulai goyah, aku buru-buru mendekat. Jaga-jagalah ya.

Susah fokus ya fotonya

Semoga ini jadi pengalaman yang berharga ya de, jangan pernah putus asa, terus mencoba demi sebuah keberhasilan, jika gagal coba lagi, unda akan selalu menyiapkan pelukan hangat jika dirimu terjatuh jadi kau tidak perlu takut. Love You.

#harike6
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Senin, 04 Desember 2017

Karena Allah Percaya

Hari ini targetnya pun masih sama, makan tanpa digendong. Cara yang dipakaipun tak jauh beda. Prakteknya pun masih harus ikutan merangkak kasana dan kemari. Benar-benar menikmati proses di setiap harinya. Jadi hari ini undanya dede mau sedikit berbagi tentang melatih kemandiriannya sendiri. Mungkin bukan melatih, lebih tepatnya merancang tentang keuangannya sendiri.


Sebenarnya setiap bulan siy selalu merancang keuangan, awalnya dengan coretan, pas tanggal gajian langsung deh dialokasikan ke masing-masing pos. Tapi itu masih gabungan penghasilan ayah dan unda. Sekarang unda mau merancang penghasilannya sendiri. Unda nya ganti aku aja yah. Terbesit dipikiran kalau aku harus berjuang sendiri. Karena aku ga tau apa yang akan terjadi esok atau lusa. Jadi mulailah berfikir untuk membagi penghasilan yang ku punya ke pos-pos yang selalu ada setiap bulannya. Setelah ku coret-coret,Alhamdulillah aku rasa dari penghasilan ku semua cukup. Hanya 1 pos yang berbeda, pos tabungan yang otomatis berkurang. Karena aku tak mengurangi nominal di setiap pos lainnya. Menjalaninya yang butuh perjuangan. Semoga bisa.

Sedikit cerita. Aku bekerja agar dapat menjalankan peran dan tanggungjawab sebagai anak (orang tua ku sudah tak berkerja) dan sebagai kakak (adikku kelas 1 SMP yang masih jauh perjalanan pendidikkannya) Kemudian sebagai ibu (bayi 10 bulan ini masih butuh asupan yang bergizi). Berkali-kali aku mengeluh, sungguh beban ini terlalu berat. Tapi berkali-kali pula aku tahu, bahwa Allah mempercayai kalau aku  mampu menjalani ini. Menjalani semua tantangan ini dan tidak bergantung pada orang lain untuk kebutuhan ku dan keluarga ku.

Semoga aku bisa lebih mandiri dalam hal ini. Dan bisa menepati setiap pos yang sudah dirancang sebelumnya. Jaga kesehatan dan selalu berusaha demi orang-orang tersayang.

#harike5
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Minggu, 03 Desember 2017

Minggu yang Menyenangkan

Hari minggu, seperti biasa setiap minggu pagi kami selalu jalan-jalan pagi. Kali ini kami jalan-jalan ke taman yang sudah lama dituju tapi belum kesampaian karena lokasi yang agak jauh dari rumah. Seperti biasa pula, setiap jalan-jalan pagi kita selalu bawa cemilan dan sarapan buat si bayi. Setelah keliling-keliling akhirnya sampai juga ditujuan.

Sampai ditaman cari lokasi buat duduk. Terus mengeluarkan segalan camilan (gorengan doank padahal) dan sarapannya si bayi (bubur). Sambil duduk liat anak-anak pada main, sambil kusuapi dia. Alhamdulilah lancar jaya buka mulutnya. Tapi seperti biasa pula, lama kelamaan akhirnya bosen juga pingin ikut main. Jadi sambil main sambil ku suapi juga deh. Mungkin karena keasikan main, jadi rajin buka mulutnya, sampai habis buburnya. Setelah makannya selesai kami keliling taman terus ga lama langsung pulang.
Saatnya makan siang dirumah. Kali ini diam aja di dalam rumah nyuapinnya tanpa digendong. Resikonya adalah ngikutin kemana pun si bayi merangkak. Hmm perjuangan ya, tak apalah yang penting makanan masuk. Dua jam sebelumnya ku beri dia makan buah naga, ku iris dan ku biarkab dia makan sendiri. Alhasil lantai merah, karena sehabis dia pegang buahnya di olesinlah dilantai. Berani kotor itu baik ya de.



Semoga setiap hari bisa jadi pembelajaran buat kita jadi lebih baik ya de. Buat kita semakin bisa. Semangat.

#harike4
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Sabtu, 02 Desember 2017

Libur bersama simbah

Libur yeay.. 
Hari libur tetap harus semangat menjalani tantangan.  Ternyata dihari libur ini tantangannya lebih berat euy.  Secara hari libur, jadi semuanya libur, jadi banyak orang dilingkungan rumah libur juga. Bude, pakde dan mbah kungnya juga libur. Alhasil, saat melanjutkan aksi makan tanpa digendong, susah donk ya, si bayi minta gendong sana sini dan yang minta gendong dengan senang hati menuruti. 


Saat sarapan, sebelumnya duduk anteng, mulut pun selalu terbuka. Sampai makanannya tinggal sepertiganya, eh diliat mbah kungnya dan minta gendonglah. Jadi aku sambil ngikutin deh nyuapin si bayi yang lagi digendong mbah kungnya. Mulailah aksi mingkem, cuma masuk satu suap aja deh. Yoweslah aku sudahi sesi sarapannya. Toh sudah masuk lumayan banyak.

Terus hari ini kami pergi ke rumah mbahnya (ibu mertua ku). Tiba disana si bayi tertidur, aku keluarkan susu di dalam tas yang sudah aku siapkan dari rumah. Aku taruh disamping si bayi. Saat si bayi bangun, berguling kesana kesini kemudian melihat botol susunya. Langsung dia ambil dan uh uh uh sambil ngasih botolnya ke aku, maksudnya minta dibukain tutup botolnya. Setelah ku bukakan dia duduk dan minum dari botol, tapi saat isi botol sudah sedikit jadi mungkin agak susah minumnya, ku bantu merebahkannya dibantal, dan lanjut minum susu tanpa dipegangi botolnya. Wah si bayi semakin besar.

Tiba saat makan siang, ternyata sama seperti dirumah, kali ini ibu mertua ku yang menggendong cucunya kesana kemari, dan aku ikut dibelakangnya nyuapin si bayi. Awalnya lancer, dapat setengah porsi mbahnya sudah tak kuat gendoing lagi, jadi didudukanlah di teras. Sambil merangkak kesana kesini, sambil ku suapi dan akhirnya aksi mingkem lagi. Gantian mbahnya yang nyuapi tetep mingkem. Sudahlah, eh tapi ku coba lagi jurus dihari sebelumnya. Kududukan si bayi disampingku, dan kupegani sendok makan ditanganya, lalu kuarahkan sendok berisi makanan ke mulutnya, 1.. 2.. 3.. 4.. suap masuk, sesudah itu mingkem lagi. Kubiarkan saja dia bermain dengan mangkuk dan sendoknya. Diacak-acak lah itu makanan. Tapi karena ada mbahnya, jadi buru-buru diambilah makanannya dan dikasih kucing. Hihihi..

Semoga setiap hari dengan dilakukan berulang jadi terbiasa ya de. Walaupun hari ini penuh dengan kasih saying mbahe.

#harike3
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 01 Desember 2017

MANDIRI : MAskeraN senDIRI

Lanjut hari ke dua tantangan level 2 nya.

Masih sama, membiasakan si bayi makan tanpa digendong, kali ini dia makan banyak sekali, sampai nambah pula, yeay.. senang banget nyuapinnya. Asik duduk, karena ada anak tetangga main ke rumah. Jadi tanpa sadar mulutnya dibuka terus pas saat disuapin. Dan saat makanannya sudah habis, dia pegang sendoknya kemudian di sentuhin kemangkoknya lalu dimasukin ke dalam mulutnya. Padahal sendok itu kosong, belajar ya de, walaupun saat memasukan sendok ke mulut masih terbalik.

Seneng.. mangap terus hihi

Setelah selesai makan, ku berikan gelas minumnya kemudian dia mengarahkan ke mulut kecilnya untuk meminumnya. Namun masih agak kesulitan, jadi aku bantu untuk menunggingkan gelasnya agar air dapat keluar sehingga si bayi dapat meminumnya. Selesai minum langsung ku bawa ke kamar mandi untuk cuci tangan dan mulut serta me-lapnya dengan tisu. Dia main lagi deh dengan keaktifannya yang luar biasa.

Saat dikamar aku bilang ke mas bro, kalau bulan ini aku lagi belajar tentang Kemandirian. Tanggapannya flat ajah gitu. Eh tiba-tiba dia minta, "yank nanti pakein masker ya !". Belum sempat ku menjawab, dia udah langsung bilang,"eh ga usah deh, aku sendiri aja". "Nah gitu donk, mandiri", jawabku sambil tersenyum. Sebenernya siy ini kali ke duanya dia maskeran sendiri, karena dia melihat istrinya yang lumayan sibuk nyusuin si kecil waktu itu. Maskeran dan luluran adalah rutinitas kami saat sebelum ada si kecil. Nah sekarang kami mencoba mengulanginya kembali, tepatnya sudah satu bulan ini. Kami rasa tubuh kami pun perlu dimanja sesekali.

Dia maskeran sendiri hehe

Semoga kebiasaan mau ini "yank.." , cari itu "yank..", sebentar-sebentar untuk hal kecil "yank.." juga bisa berkurang ya mas.

#harike2
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Kamis, 30 November 2017

Tak Ku Gendong Kemana-mana

Tak terasa, sekarang sudah sampai pada materi ke dua yaitu Melatih Kemandirian Anak. Karena kemandirian itu penting dilatih sejak dini, agar kelak saat anak dewasa dia tidak bergantung pada orang lain dan bisa menentukan sikap dan keputusannya sendiri. Tapi anak ku masih tergolong bayi (0-12 bulan), sekarang usianya 10 bulan. Bisa ga ya dilatih? Dicoba aja deh.

Untuk latihan skill pertama yaitu makan tanpa digendong. Mungkin aku yang salah juga dalam hal ini, membiasakan menggendong si bayi saat makan dan berjalan keliling kampung hehe. Karena si bayi nafsu makannya yang naik turun, jadi tak apalah ku gendong asal dia mau makan, namun tetap ku batasi waktunya hanya 30 menit saja. Semoga bisa terbiasa jadi lebih baik ya de.

Sebenarnya sudah dari kemarin aku tak menggendongnya saat makan, tapi karena alasan hujan jadi ga bisa keluar rumah. Pagi ini ga hujan siy, hanya saja aku mau mencoba mempraktekkan targetku seminggu ini. Jadi alhasil sarapannya si bayi di dalam kamar saja, karena rumah kami tak ada ruang makan (masih numpang ortu). Bareng ayahnya yang juga lagi sarapan sambil nonton berita di kamar. Si bayi pun makan dengan lahapnya (seneng nyuapinnya kalau lagi begini).  Dengan tingkah polahnya, yang naik turun kasur, merangkak, berdiri, tiduran tapi tetep mau disuapi. Fiuh bayi yang aktif banget ini akhirnya menghabiskan satu porsi makannya. Alhamdulillah aku bahagia.

Mulai macet buka mulutnya

Saat makan siang, tak ku gendong juga. Kebetulan kantor deket dari rumah, jadi istirahat bisa pulang dan nyuapin si bayi. Saat aku makan siang, si bayi juga aku suapi, tentunya dengan piring yang berbeda. Mangkok si bayi yang berisi MPASInya , bergantian ku pegang dengan piring nasi ku. Awalnya lancar, sambil merangkak kesana kemari, namun tetap mau disuapi. Saat piring nasiku habis, tapi isi mankoknya belum habis, mulai deh agak susah buka mulutnya. Hmm.. cari akal, ku coba menaruh sendok di tangannya, lalu sambil ku ajari menyenduk makanan di mangkoknya dan memasukannya ke mulut. Yess berhasil, 1 suap, 2 suap dan mingkem lagi. Halah.. Time is out, sudah setengah jam, jadi ku sudahi saja makan siang kali ini. Meski tak habis seporsi, tak apalah, toh sudah lebih dari setengahnya. Langsung kubawa dia ke kamar mandi untuk cuci tangan dan mulutnya. Kemudian me-lap tangan dan mulutnya dengan tisu.

Semoga ini bisa menjadi kebiasaan baik yang menghasilkan kemandirian kelak ya de.

#haripertama
#Tantangan10hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Sabtu, 25 November 2017

R I S A U


Saat pikiran tak tentu arah
Entah pada siapa ku harus berpihak
Maksud hati melakukan yang terbaik
Namun hasil menyakiti yang lain

Tuhan.. aku harus bagaimana
Seakan tak ada satupun yang mampu memahami
Bagaimana ku harus menjelaskan semua
Saat akan memulai ,lidah ini terasa kaku
Hati terasa beku
Tangis tertahan menyesak di kerongkongan

Tuhan .. aku harus apa
Satu sisi terlihat benar
Tapi tidak sisi lainnya
Aku tak berdaya memperbaiki  semua
Menahan sekuat tenaga
Namun air mata pun tumpah
Sesak semakin terasa di dada

Perih..
Hujan diluar seakan satu-satunya yang mengerti
Gemuruhnya langit seakan menjadi alasan
Membuat tubuh ini tak berdaya upaya

Pejamkan mata, Tarikan nafas
Menyebut Asma Mu
Menghapus semua air mata
Tenaga kembali ke dalam tubuh
Untuk membuat sebuah senyum
Menutupi semua yang telah terjadi

Jumat, 24 November 2017

Aliran Rasa : Komunikasi Produktif

Aliran Rasa ku :

Tantangan di level 1 ini bener2 berguna banget buat aku. Karena aku orang yang males ngomong dan suka terbawa emosi dalam pembicaraan. Dari materi ini aku belajar bagaimana komunikasi yang baik. Prakteknya buat aku susah, semua kalimat aku rancang dulu di otak, ku pilih kata2 yg sekiranya baik dan cocok. Baru ku ucapkan semuanya. Tapi kadang tak sesuai harapan, lawan bicara masih belum mengerti, mulailah emosi naik. Kalau sudah begini aku pilih diam, walau tak jarang juga masih terbawa emosi.

Yang sudah mulai terbiasa sampai saat ini adalah senyum dan menatap lawan bicara serta ga pegang hp kalau lagi ngomong sama orang (kadang masih suka lupa siy). Hihi.. Jadi buat aku, selain masih harus belajar memilih kata, aku juga masih harus banyak belajar dalam pengendalian emosi agar tercipta komunikasi yang produktif.

Karena komunikasi produktif dalam keluarga itu penting untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Semangat 😉

#aliranrasa
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#bundasayang
#kuliahiip

Minggu, 12 November 2017

Our Time

Patner : Mas Bro & Anggi
Target : Menikmati waktu

Hari minggu ini, saat semuanya libur, mulai dari pagi mencoba berkomunikasi produktif. Mencoba bicara baik sama mas bro sambil maskeran berdua sepulang jalan-jalan pagi dari pasar. Mendengarkan ceritanya tentang jerawat yang ada diwajahnya. Aku tersenyum mendengar alasan jerawat yang muncul tersebut.

Tak lama setelah selesai maskeran, lanjut ngajakin anggi luluran. Dia mau, eh mati lampu, dia inisiatif pakai senter di hp nya yang dimasukin ke kantong plastik terus digantung di kamar mandi. Kita luluran bareng terus cerita kenapa badannya hitam sangat. Aku mendengarkan dan tertawa Haha..

Kemudian kami melakukan our time kami bersama si bayi. Hang out dan tertawa bareng dan emosi bareng nunggu makanan yang tak kunjung datang. Kami menikmati semuanya dihari ini.

Aku :
Meski lelah tapi melalkukan hal yang menyenangkan menghilangkan semua emosi sehingga bisa lebih mempraktekkan komunikasi yang baik. Semoga produktif ya.

#hari10
#gamelevel1 
#tantangan10hari 
#komunikasiproduktif 
#kuliahbunsayiip 

Sabtu, 11 November 2017

Hati ke Hati

Patner : Mas Bro
Target : Mengutarakan isi hati ku

Hari ini terasa begiu lelahnya. Seakan tenaga telah habis, hati pun begitu. Pekerjaan rumah yang tak kunjung habis. Seakan tak ada yang mengerti. Mas bro orang yang ku harap mengerti dan setidaknya dapat sedikit membantu pekerjaan yang ada. Namun dia seakan tak perduli, masa bodo akan lelah dan penat yang ku rasa.

Ku putuskan untuk mengutarankan semua yang kurasa malam ini. Otak mencoba memutar kalimat dari kata-kata terbaik. Akhirnya waktu yang tepat datang. Ku utarakan semua kalimat terbaik yang ku punya. Dia mendengarkan atau berusaha mendengarkan. Tersenyum dan mencoba mengerti dan pada akhirnya keluar menyanggupi akan permintaanku. Aku berharap semoga benar.

Aku :
Hari ini terlalu lelah sehingga sulit mengontrol emosi jadi lebih sering berkomunikasi yang tidal bermanfaat. Emosi yang tidak pakai nalar dan mungkin sulit dimengerti. Masih harus banyak belajar managemen emosi.

#hari9
#gamelevel1 
#tantangan10hari 
#komunikasiproduktif 
#kuliahbunsayiip 

Jumat, 10 November 2017

Bahasa Cinta Mas Bro

Patner : Mas Bro
Target : Mengerti Bahasa Cinta

Di malam sebelumnya, saat si bayi mau tidur, tapi aku belum sempat ganti sprei karena si bayi yang ngegelendot terus, kemudian minta tolong sama mas bro “Yah, tolong gantiin sprei, anaknya udah ngantuk mau tidur niy”.  “Ga usah digantilah masih bersih nih”, katanya. Aku diem aja, tapi si bayi rewel di kasur. Mas bro langsung buka lemari, “pakai sprei yang mana ya?”, katanya. “Itu spreinya udah aku siapin”. Dia langsung ganti sprei dan aku keluar kamar. Saat sudah selesai, dia panggil kami, eh pas samapai kamar, jeng jeng itu sprei kebalik aja dong, lebar untuk panjang, panjang untuk lebar. Yasudahlah aku Cuma tertawa kecil aja. No comment.

Hasil kerjanya mas bro


Pagi ini, sprei sudah berantakan, tapi anaknya udah mau nyusu habis main pagi, aku udah rebahin anaknya dikasur. Tanpa diminta, mas bro langsung bilang,”ih itu belum di rapihin, belum di bersihin, awas aku rapihin dulu”. Aku gendong lagi deh si bayi kebelakang beberapa saat, pas masuk kamar ternyata kasur udah rapih. Memang bahasa cinta itu tak perlu selalu diucapkan. Mungkin ini salah satu bahasa cinta mas bro untuk aku dan anak kami. Terimakasih Ayah.. We love you..

Aku:
Masih harus selalu belar tersenyum dan lemah lembut.

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 09 November 2017

Perhatian Yang Terlupakan

Patner : Ibu
Target : mengalir saja

Siang ini hanya bertiga, aku , ibu dan si bayi. Waktu yang ada memang cukup singkat, hanya beberapa menit disela-sela istirahat makan siang ku. Aku termasuk orang yang cuek, maka dari itu sekarang lagi belajar untuk lebih perhatian melalui komunikasi yang produktif. Cieelah..

“Yaudah Bu makan dulu, biar dede nyusu dulu”. Aku sambil gendong dede terus masuk kamar. Eh ibu malah duduk terus cerita kegiatan dia sama dede dari pagi tadi. Karena si bayi nyusu ga bisa diem dan cuma dimainin, akhirnya ga jadi nyusu. “Ibu udah makan?”. tanyaku. “Udah tadi, orang udah tua mah makan harus dijaga, ga boleh berlebihan”, jawabnya.  Terus dia cerita lagi deh, banyak. Aku mendengarkan, sambil menunjukan rasa ketertarikan, biar tambah excited ceritanya. Dan beliau jadi senangkan kalau diperhatikan dan didengarkan.

Aku :
Hari ini belajar  untuk lebih perhatian dan menjadi pendengar yang baik. Semoga bisa terus selamanya.

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Selasa, 07 November 2017

MELEK TEKNOLOGI TAPI TUNA ADAPNYA

Patner : Mas Bro
Target : satu suara

Kemarin ada sesuatu yang viral banget di dunia peronlinean kita ( haduh bahasa apa ini). Dari beberapa group WA yang aku ikutin juga membahas ini dan memutus mata rantai yang artinya, udah cukup tau aja, jangan di shared lagi, karena beritanya ga bermanfaat banget. Ucuk-ucuk di salah satu teman di medsos menshared berita ini. Aku komenin, untuk tidak menshared, nanti malah banyak yang terjerumus. Etapi dia ga terima gitu, malah bilang aku membulli dia (dibalasan komen antar temannya) dan membuat status baru ,“kalau ga suka ga usah baca” dan di status ini pula ada balasannya, mending maen dicomberan aja kalau ga seneng. Astagfirullah..

Sedikit bikin lega hati


Kali ini aku mencoba belajar jadi dewasa, lebih memperpanjang NALAR dan memperpendek EMOSI, jadi aku diam saja tak membalas komen lagi atau malah membuat status. Tapi hati pegel juga ya, beberapa teman WA juga mendukung komen ku, untuk menstop dan tidak menshared lagi. Dari situ agak sedikit lega ya. Malamnya cerita sama mas bro, dan dia jadi pendengar yang baik, dan dia mendukung juga alias satu suara sama aku, karena itu bahaya banget menurutnya. Apalagi kalau di shared di akun medsos ku yang isinya ga cuma ibu-ibu sepantaran aku tapi juga ada adik ku, teman-temannya dan keponakan yang notabenenya masih umur baru belasan alias remaja tangung. Bahaya bangetkan.

Tapi positif thinking aja deh, tujuan kita sama yaitu sama-sama melindungi anak-anak dari bahaya teknologi, mungkin caranya aja yang berbeda. Karena FoR (cara pandang) dan FoS (emosi dan mental) kita yang berbeda. Jadi harus pintar dan bijak dalam berteknologi. Jangan sampai Melek Teknologi tapi Tuna Adapnya. Sedikit mengutip kata-katanya Ibu Peny.

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Dilarang Mendahului


Patner : Mas Bro
Target : Jadi pendengar yang baik

Pagi ini membahas tentang MLM, karena kemarin teman yang datang sekalian prospek MLM yang  dia jalanin ke aku. Kita punya sudut pandang yang berbeda, saling berebutan kalau lagi menjelaskan. Mas Bro yang ga mau kalah, mengutarakan pendapatnya sendiri. Sedangkan aku, ga dikasih jeda kalau mau mengutarakan pendapatku. Akhirnya terbawa deh, jadi ikutan bicara saat dia bicara, terus dia diam. Saat aku berhenti bicara, dia menjelaskan lagi pendapatnya. Tapi saat itu aku  lagi sibuk pakain bajunya si bayi yang aktif banget. Dan mas bro pun protes,”tuh kan giliran aku ngomong aja ga didengerin”. Padahal dia sendiri kalau aku ngomong juga suka gam au kalah (kalau dia lagi semangat) atau malah aku dicuekin, dan mesti ngulang apa yang aku udah omongin. Hedehhh..

Sebenernya siy bukannya tidak mendengarkan, tapi mendengarkan hanya saja sibuk sendiri. Ternyata sikap kaya gini ga baik juga ya. Jadi bisa menimbulkan selisih paham. Padahal komunikasi itu seharusnya dua arah, ada pembicara dan ada pendengar. Jadi menurut aku dalam komunikasi produktif  itu bukan hanya belajar menjadi pembicara yang baik saja, tapi juga harus belajar menjadi pendengar yang baik juga.

Aku :
Aku masih suka ikut-ikutan dan ga sabar kalau lagi ngomong. Masih harus belajar menjadi pendengar yang baik. Harusnya selain “Budayakan membaca” mungkin aku juga harus “Budayakan Antri”  atau seperti yang sering ditulis di belakang truk kali ya “Dilarang Mendahului”.

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Senin, 06 November 2017

Yang Sabar Yaa..

Kali ini berganti patner lagi, biar lebih banyak dan belajar dengan hal-hal yang berbeda.

Patner : Ibu
Target : Lebih sabar

Di malam sebelumnya, duduk-duduk santai aja sama ibu, cuma aku, ibu dan si bayi. Karena mas Bro lagi ke rumah mertua, jagain rumah yang kosong. Sedangkan Anggi lagi bikin kue di rumah tante, karena besok (Minggu) teman SMA ku pada mau main ke rumah. Ibu cerita tentang si bayi yang semakin pinter dan semakin aktif.Kalau nyuapin makan sampai harus ikut merangkak sama si bayi. Haduhh maaf ya..

Keesokan harinya bertiga, kita belanja ke tukang sayur dan pasar deket rumah. Jalan kaki sambil ngobrol santai. Mungkin ini yang dibutuhkan selama ini ya. Mendengarkan. Sampai di rumah dikeluarin belanjaannya, termasuk toge yang  dibeli, dan itu toge di acak-acak sama si bayi. Aku Cuma bilang ke ibu,”Yank sabar ya bu, anak bayi ini emang begini ni”. Dengan nada dan intonasi yang pas serta senyum yang manis. Ibu pun tetap tertawa. Sepanjang hari, tetap tersenyum meski rumah isinya banyak karena pada datang semua. Lelahnya sudah pasti tapi beliau tetap tersenyum dan semangat. I love you bu.

Aku :
Karena hari ini di rumah banyak orang, jadi lebih banyak komunikasi, tanpa emosi pastinya. Lebih banyak tertawa. Kadang liat temen yang  galak sama anaknya, jadi sebal ya. Duh besok ga mau kaya gitu (dalam hati). Masih harus belajar memilih kata-kata yang positif.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 04 November 2017

SALING MENGINGATKAN

Patner : Mas Bro
Target : Tak pakai emosi

Malam sebelumnya ngebahas tentang mas bro yang salah daftar atas sesuatu. Aku bilang sebelum dia pergi untuk daftar A, tapi pas pulang kerja, liat dikertasnya, loh kok malah daftar B. Sebel siy. Aku yang salah menyampaikan atau dia yang salah mendengar.  Tapi coba menahan emosi dan berhasil, untuk tetap santai dan stay cool. Hehe. Membahas kesalahan itu, yasudahlah toh bisa daftar minggu depan lagi katanya. Case Closed.

Pagi ini sepertinya gagal berkomprod, rasa kesal di hati jadi bikin males bicara dan menjawab asal. Awalnya siy gara-gara minta tolong ke  mas bro jagain si bayi, eh malah nyautinnya ga enak (intonasinya siy yang ga enak). Jadi sebal. Saat sarapan bareng (masih dalam kondisi sebal) jadi kalau dia tanya, aku jawabnya asal deh atau seadanya. Tapi mungkin suasana hatinya mas bro udah baik kali ya, dia malah ngajak becanda dan bilang,”Yank qo gitu siy jawabnya, katanya udah belajar komunikasi, aku aja udah belajar juga”. Sambil cengengesan. Aku jadi ikut ketawa. Alhamdulillah masih diingatkan. Jadi buang jauh-jauh deh sebal dan kesalnya. Hmmm tapi pasti mereka balik lagi semaunya.

Aku :
Sepertinya masih harus banyak belajar tentang komunikasi produktif ini, karena terus terang prakteknya itu susah. Masih suka terbawa emosi. Di kantor pun sama, masih suka menatap layar komputer saat diajak bicara oleh teman. Tapi tetap selalu ada senyum sesudahnya.

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jumat, 03 November 2017

MarKiShol (Mari Kita Sholat)

Kali ini mau berkomprod (komunikasi produktif) sama adikku yang sudah kelas 7 tapi masih agak males sholatnya.

Patner : Anggi
Target : Sholat 5 waktu

Praktek komprod di mulai di malam sebelumnya. Saat azan maghrib, aku sudah memakai mukena ku, dan mencoba berkomprod sama anggi untuk menyuruhnya sholat. Ku tekan semua ego dan emosi yang sering keluar saat menyuruhnya, melembutkan suara dan memasang senyum. Kemudian keluarlah kalimat,”Nanti abis mandi Sholat ya kakak anggi”. 

Hasil :
Dia yang sedang beristirahat dan masih memakai seragam (Anggi sekolah siang) langsung mengaguk. Dan langsung ke kamar mandi. Selesai aku sholat, ku lihat Anggi sudah mandi dan bersiap sholat dengan mukena yang baru dia ambil di lemari. Begitu pun saat Isya, saat aku sudah berwudhu,”Jangan lupa sholat ya kakak Anggi”. Tak lama selesai dia makan dan main hp, langsung wudhu dan sholat Isya. Saat subuh pagi tadi, dia masih dibangunin untuk sholat dan tidur lagi sesudahnya. Tapi dzuhurnya, tanpa disuruh, dia langsung melaksanakan,”Aku sholat ya”. Kemudian sholat fardu selanjutnya dia kerjakan tanpa aku suruh lagi. Alhamdulillah semoga bisa seterusnya seperti itu.

Habis mandi langsung sholat

Aku:
Biasanya kalau menyuruh Anggi selalu pakai emosi, bahkan sering berkata kasar. Tapi ternyata saat aku ubah caraku semua berjalan mulus. Hari ini masih mencoba meminimkan emosi, kadang aku kalau menjawab pertanyaan orang lain masih suka semaunya, kemudian kalau orang tak mendengar jelas atau tak mengerti jawabanku, keluarlah jawaban selanjutnya dengan nada kesal. Haduhhh… ini yang tadi diprotes sama mas bro,”ih jawabannya ga enak”. Padahal jawabannya biasa, hanya saja intonasinya yang ga enak. Eh apa kabar mas bro? sepertinya aku ga dengar dia pamit hari ini tapi tadi aku tanya, dia bilang sudah pamit. Semoga benar ya.. Kemudian sama si bayi kecil kami, masih selalu dibisikan kata-kata positif.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jangan Lupa Pamit Yaa..

Yeaay akhirnya sampai juga di kelas Bunda Sayang alias kelas BunSay. Materi pertama di kelas BunSay yaitu Komunikasi Produktif. Dan tantangan 10 harinya adalah melakukan komunikasi produktif dengan anggota keluarga.


Untuk hari pertama :
Patner : Suami ku alias Mas Bro
Target : Kalau pergi kerja pamit sama ibu ku

Malam sebelumnya, aku sedikit membahas tentang teori yang aku dapat. Dan aku tanyakan apakah dia bersedia jadi patner praktek ku kali ini, Alhamdulillah jawabannya dia bersedia. Aku bilang ke beliau kalau komunikasi itu penting, karena selama ini dia sangat jarang komunikasi dengan ibu, kalau dirumah lebih banyak di kamar saja, tanpa basa basi. Alesannya dia ga mau banyak omong. Tapi menurutku keluarga yang sehat berawal dari komunikasi yang lancar. Aku mau anak ku tumbuh di keluarga yang bahagia dan harmonis. Jadi aku minta ke mas bro untuk melakukan hal kecil yaitu pamit kalau mau pergi.

Hasil :
Pagi tadi beliau pamit ke ibu pas mau berangkat kerja, dan siang tadi ( karena kalau istirahat pulang, kantor dekat rumah ) waktu mau berangkat kerja, aku dengar juga dia pamit sama ibu, “ Berangkat bu”, gitu katanya. Dan ibu juga menanggapi dengan baik. Alhamdulillah, semoga bisa seterusnya. Meskipun hari ini masih dengan nada yang datar tapi efeknya dasyat, ya kan mas bro?!. Tak lupa malam harinya aku berterimakasih ke beliau," Besok lagi ya mas". Dia bilang,"Udah ah, aneh". Yahhhh....

Aku :
Aku sendiri masih harus belajar dalam mempraktekkan komunikasi produktif, masih mencoba berbicara tanpa pakai emosi (hari ini masih suka kesel kalau lawan bicara ga nyambung), masih belajar berbicara dengan senyum (hari ini masih suka sambil pegang hp kalau ngomong). Tak lupa mengajak bayi ku berbicara, walau dia belum bisa mengerti dan hanya bisa menjawab ih atau eh.  Semoga besok bisa lebih baik.

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 26 Oktober 2017

WISUDA MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH 4

Wisuda lagi? Bukannya sudah wisuda?  Iyups… wisuda lagi.
Wisuda S2? Hmm,,, bukan,, tapi wisuda diprogram matrikulasi di Institut Ibu Profesional (IIP)
Apa tuh? Hmm,, kalau menurut aku, semacam komunitas untuk menjadi ibu yang lebih baik lagi. (pengertian singkat dari aku ini loh ya, kalau yang aslinya, bisa gugel aja, sudah banyak kok infonya tentang IIP). Inilah akhir dari NHW 1-9 yang ada di blog ini. Boleh dilihat loh, dibaca juga boleh ☺

Info wisuda & seminarnya

 Minggu, 22 Oktober 2017, acara wisudanya, biar semangat acaranya diadain di pagi hari, pukul 07.00 di Universitas Budi Dharma Karawaci. Tidur malamnya ga nyenyak ya, sebelum tidur nyetrika baju dulu buat dipake besok, eaaa… hihi.. Bagun pagi-pagi sholat subuh, terus nyari nasi uduk buat sarapan, eh si dede udah bangun, ajak ajalah, kan mau ditinggal hari ini, (maap ya de, undanya pergi cari ilmu dulu). Sarapan terus mandi ( hiyuhh kebalik ya, but it’s ok. It’s me and Don’t try this yaa ). Dede juga udah dimandiin, Cuma belum disuapin sarapan, berangkat dianter mas bro, diiringi tangisan dede, huhu jadi ga tega, tapi harus. Karena aku penumpang yang baik, jadi duduk manis aja deh, mau dibawa lewat mana juga, tapi pas di daerah cikokol, aktifin Maps deh, ehladala.. pas masuk daerah karawaci kok Maps menunjukan arah makin menjauh dari lokasi tujuan. Mas bro salah arah, alhasil puter balik dan sampai tujuan udah pukul 07.20, yah ga kebagian bingkisan untuk 10 peserta pertama deh.

Pin Penyemangatku

Tapi gapapa, langsung ngikutin acara wisuda yang ga kalah penting, masih bisa lihat video dari ibu Septi, masih mengikuti penyematan Pin penyemangat, masih ikut pembacaan janji wisudawan. Terus sambil nunggu acara seminar dimulai, ada door price dan game, hadiahnya keren-keren, ada flasdish, buku, kerudung. Padahal dalam hati ngarep dapat salah satu buku, soalnya bukunya bagus-bagus. Tapi nasib kurang baik berpihak sama aku, jadi ga dapat hadiah deh sampai pulang. Sedih,, tapi tak apa, lanjut ke acara seminar.

Di wisuda kali ini ada seminarnya, pembicaranya suami istri yang inspiratif banget, dan temanya bener-bener menarik yaitu tentang Mengenal dan Mengembangkan Bakat Anak. Cucok kan buat orang tua, apalagi orang tua macam kami ini (aku dan mas bro) yang minim banget ilmu pengetahuan tentang anak. Sayangnya mas bro ga ikut di acara ini, karena harus ke rumah ibu. Menurut pembicara, bakat sudah bisa dilihat sekitar umur anak 1,5 tahun, hanya saja si orang tua peka atau tidak dengan penampakan yang ada atau muncul  pada si anak. Cirinya bisa dilihat bila itu dilakukan secara senang,  berulang, bersemangat  dan dipelajari dengan mudah olehnya. Di puterin video, anak bayi 2 tahun yang jago banget masukin bola ke ring basket dengan jarak-jarak tertentu, padahal  bayi itu pasti belum belajar hitung-hitungan tentang tenaga dan kecepatan yang di butuhkan untuk memasukan bola tersebut kan. Itulah bakat. Kurang lebih seperti itu penjelasan dari kang firman yang menjadi pembicara dalam seminar kali ini.

Kalau dari istrinya kang Firman yaitu teh Elma, yang mengena banget dihati yaitu kalimat, Kalau mau menjadi sahabat saat anak dewasa nanti, itu ada rumusnya, Lekat-Dekat-Sahabat. Jadi kita itu harus lekat terlebih dahulu, kemudian dekat dan baru bisa menjadi sahabat. Lekat ciptakan bonding antara orang tua dan anak, Dekat sediakan waktu yang berkualias saat bersama, dan sahabatlah hasilnya. Itulah kenapa dulu aku sempat takut, kalau ga bisa menyusui langsung, takut ga dapat boonding antara ibu dan anak, dan takut juga mau kerja, takut ga bisa deket sama anak. Alhamdulillah hal itu ga terjadi, kalau di rumah dede maunya nempel ajah tuh, aku juga masih menyusui langsung dan masih sering nyuapain dan nyiapin MPASI nya. Dan masih terus belajar untuk jadi ibu yang baik.

Pokoknya acara kemarin seru banget deh. Untuk mengenali bakat yang  kita punya juga bisa mengikuti TMA ( Talents Mapping Assessment) atau tes bakat. Nantinya akan ketauan bakat yang paling kuat dan yang paling rendah. Nah kalau sudah ketauan kita bisa menyiasati itu semua deh. Sampai ke sisi tanya jawab, dan yang bertanya dapat hadiah. Andai aku bertanya…

Sampai dipenghujung acara, foto-foto bareng semua wisudawan, bareng pembicara seminar, bareng sama fasilitator kelas kami, bunda Nani. Yup masing-masing kelas matrikulasi ada satu orang fasilitatornya, semacam dosenlah. Dia yang menyampaikan semua materi setiap minggunya. Ada pengurus kelas juga. Beneran kaya sekolah lagi deh. Banyak banget pelajaran yang di dapat dari kelas ini. Secara aku kerja cuma sendirian di dalam ruang. Ga ada tempat untuk bertanya tentang anak, disinilah aku dapat bertanya dan belajar dari pengalaman teman-teman disini. Kelas selanjutnya setelah matrikulasi yaitu kelas Bunda Sayang. Semoga aku bisa ngikutin kelasnya, di antara rumah dan kantor.

Peserta Wisuda

Selesai sudah acara wisudanya, ada bazar juga, macem-macem. Ada konselor laktasi juga, hemm pengen banget konsul, tapi buru-buru pulang, kangen dede, jadi ga bisa liat-liat bazar deh.  Ada kids Cornernya juga, anak-anak bisa main disana saat orangtuanya ikut seminar. Dapat Goodie bag dari cusson, sanack dan lunch juga, pokoknya garugi deh ikut acara kemarin walau ga dapet doorprice, hehe. Akhirnya pesen gojek dari kampus ke rumah, dan tau tarifnya berapa, cuma kena 10rb doank donk. Dapet voucher 10rb siy, mungkin dapatnya waktu abis naik GoCar ke Lomba merangkak minggu sebelumnya. Dan jalur yang dilewati untuk pulang, beda sama berangkat tadi, ternyata lebih deket, tau-tau ada di belakang TangCit.Lahhh….

Goodie Bag untuk peserta yang bagiin bunda cantik

Buat ibu-ibu atau bunda-bunda yang mau ikutan kelas matrikulasi, kayanya udah dibuka lagi deh untuk Batch 5, coba aja cek link ini ya untuk pendaftaran : http://bit.do/FormRegistrasiAwal

Senin, 16 Oktober 2017

LOMBA MERANGKAK

Kali ini aku mau cerita, pengalaman pertama kami mengikuti lomba. Lomba merangkak yang kami ikuti, Dede siy yang ikut, aku Cuma dampingi ajah. Dapat info lomba dari group WA (lagi-lagi group WA hihi). Pendaftaran lombanya sudah dari 2 minggu sebelumnya, via online, dan yuhuu gratisan. Lombanya diadain oleh haibunda.com, banyak lomba untuk bunda dan anak juga. Sebenernya ini acara Festival Bunda Happy, acaranya 3 hari, tapi aku datang di hari terakhir. Kemarin maju mundur juga siy, ikut atau ga, karena pertimbangan lokasi acara yang jauh dari rumah, sekitar 22km (liat dari jarak GoCar), tepatnya di Lotte Shopping Avenue Kuningan, kebayang ya bu, jauhnya dari rumah eike..

Info dari WAGroup
Etapi kita sekeluarga tetep antusias gitu, seru ajah dan buat pengalaman kami semua. Akhirnya diputuskanlah datang kesana. Minggu pagi kami bersiap. Karena bawa si dede (yaiyalah dia yang mau ikut lomba) jadi kita pakai jasa GoCar. Pesen GoCar dari rumah jam 8.30 dan langsung dapat. Perjalanan lancar, lewat tol Karang tengah-Tomang. Ga sampai  1 jam udah sampai, 09.20 kita udah sampai di Mall nya, jeng-jeng Mall nya belum buka. Jadilah kita nunggu di kursi depan Mall. Tarif GoCar 63ribu pakai GoPay, dan tarif tol sebenernya 7rb, tapi aku bayar pakai cash 10rb, biarlah, dan si driver minta bintang 5 pula. Yowes kasih.. Karena beliau juga ramah banget qo.

Lumayan rame juga yang nunggu di luar. Tepat jam 10.00, Pintu Mall akhirnya dibuka, langsung deh kita cus ke tempat acara. Rame juga yang datang, antri daftar ulang, ihh kirain mau dapat goodie bag, ternyata cuma 20 orang pendaftar ulang  pertama. Sedangkan aku, no urut 25, yaahhh ga dapet deh. Padahal udah girang mau dapat gratisan. Abis daftar ulang, masuk lokasi, pengen ke play ground  namanya odong-odong land hihi lucu, eh udah penuh banget, jadi aku masuk dulu ke nursery room deh, buat nyusuin dede. Nursery room nya enak banget, kursinya empuk bisa buat selonjoran, tapi Cuma tersedia 2 ruangan, semakin lama semakin rame, akhirnya 1 ruangan diisi 3 orang. Aku keluar deh, karena dede juga udah bobo.

Ga lama keluar dari nursery room, lomba pun dimulai. Lomba per 10 peserta per kloter, jadi dede masuk di kloter ke-3, tapi dia masih bobo cantik. Pas nomernya dipanggil, aku bilang ke mba panitianya, kalau dia lagi tidur, dan mba nya bilang, yaudah gapapa, ntar dituker aja, kalau udah bangun. Ga lama si dede bangun, tapi masih cranky gitu, terus langsung aku ikutin deh dia, entah dikloter berapa, aku lupa, tapi bareng sama nomer 60an. Aku datang lagi ke tempat lomba, pas mba nya liat nomer ku, dia malah bilang, ibu kan dibilang jangan jauh-jauh,  (nadanya rada ga enak ya). Aku bilang, kan tadi tidur mba. Kepiye toh..
Nangis tapi tetep merangkak pelan

Aku masuk ke arena, disuruh ke barisan paling pinggir, rada gelap ni barisan. Dede masih anteng aja, tapi didudukin dia ga mau, masih ngegelendot (haduh bahasa apa ini) sama emaknya aje. Tetap aku dudukin, masih asik mainan. 1.. 2.. 3.. lari dong bunda nya ke garis Finish, ninggalin dede di garis start, alhasil dia nangis kejer, sambil merangkak pelan, aku panggil-panggil tapi dia ga ngeliat, aku malah jadi kasian ngeliatnya. Pritt.. priwitan ditiup tandanya udah ada yang sampai garis finish, langsung aku buru-buru gendong dede, ciumin deh, kasian banget. Tapi seneng aja tuh kami liatny, walau ga menang, semoga bisa jadi kenangan kalau dede udah besar nanti.

Soklah.. cari makan siang dulu.. pas mau keluar dari tempat acara, eh dapat yang gratisan, yummy bites buat dede. Dapat Wake-wake, buat aku, katanya siy untuk memperlancar ASI. Sebelumnya dia tanya, dede ASI ga, aku bilang iya, tapi udah campur sufor. Aku excited nih mau coba, karena buru-buru, jadi ga sempet nanya-nanya deh. Aku coba besoknya pas udah dirumah, sebelumnya udah disimpan di kulkas, kayanya dingin lebih seger. Aku coba, warnanya ijo butek layaknya jamu gitu, baunya juga kaya daun yang ditumbuk. Tapi pas aku minum, enakloh, ada rasa lemonnya gitu, manis, seger juga karena udah dingin, kenapa ga daridulu dapet samplenya, waktu aku lagi nyoba banyak booster ASI. Kalau hasilnya aku kurang tau, coz baru nyoba 1 botol ini. Aku gugel siy, harganya 8500 per botol, minimal beli 10 botol, katanya dari daun angin-angin. Tapi aku udah follow shopie id nya, sok yang mau coba cari aja wake-wake. Aku juga mmau coba pesen.
Kemasan lucu wake wake

Terus lanjut cari tempat makan yang dituju, warung leko, dapat rekomendasi dari Group WA (lagi hihi) kalau mau hemat di LOVE (Lotte Avenue) makan disitu. Browsing di gugel juga siy katanya begitu.  Naik ke lantai 3, akhirnya ketemu juga donk, warung leko, kayanya warung sunda ya, coz di puterin musik sunda terus siy. Sepi  ya, aku juga kurang begitu suka sama pelayannya, kurang ramah gitu, ga jutek siy, datar aja gitu ekspresinya.  Yaudah kita makan ber-4, eh di dstruk pembayaran ternyata ber-5 loh, dede diitung. Ada harga servise juga hampir 9rb (maksudnya apa ya). Apa karena aku minta 60mL air panas ntuk susu dede ya. Jadi lah harga yang tertera di struk 206rb. Pesenan es teh manis, mie goreng ayam, nasi goreng otot (otot itu kaya tetelan  empuk, ini rasanya asin banget), nasi putih dan ayam bakar (sambelnya enak). Abis selesai makan cari mushola, sholat dan dede kembali cranky di gendong ayahnya, sampai diliatin orang-orang. Hihi.. pas digendong emaknya, langsung diem, rem nya pakem bener dah.

Selesai semuanya, terus turun, sampai loby, pesen GoCar, ajegile harganya 2x lipat dari berangkatnya euy. Tiap menit di cek apps, makin lama makin mahal ya. Terus kita diemin aja. Pas ngecek lagi, agak turun harga, yoweslah pesen ajah. Karena GoPay ga cukup, mau transfer ke atm, males masuk lagi dan ga bawa token juga. Alhasil pakai Cashlah, kena 118rb + tol 7rb.  Drivernya ramah, bintang 5 deh. Kayanya aku kalau pakai Gojek atau GoCar ga pelit bintang deh, hihi. Paling sedikit 3 bintang.

Begitulah pengalaman pertama kami, kalau ada lagi yang lokasinya ga terlalu jauh, mau ikutan lagi. Sebenernya kemarin ditawari ikutan lagi, morinaga yang  ngadain, tapi di Mall BasuRa (Basuki Rahmat) deket pasar gembrong katanya, tapi jauh dari rumah ku lah pastinya, cek maps, hampir 30 km bu. Ikutan acara kaya gini gapapa ga menang, yang penting jalan-jalan dan bahagia. Kalau ada info lomba bayi dan balita, tolong kasih tau ya bund.. 😊

Kamis, 12 Oktober 2017

MELAHIRKAN DENGAN BPJS

Agak flashback jauh ya moms,, melahirkan sudah hampir 9 bulan yang lalu dari sekarang, tau-tau mau berbagi cerita tentang saat itu karena dengar temen abis melahirkan dengan cara Caesar (wuihh rasanya, yang ngerasain pasti taulah yaa). 

Logo BPJS
 
Punya BPJS pas menginjak usia kehamilan di bulan ke tiga, BPJS dari kantornya mas bro yang baru mulai ada saat itu. Padahal ya pas masuk bulan ke-2 kehamilan aku sempet masuk rumah sakit, karena mabok parah, tapi belum punya BPJS, alhasil pakai dana pribadi,  yang ini ga dirembes kantor ku juga deh, jadi pakai uang tabungan hikz.. hikz..  waktu itu, abis masuk UGD terus  dirawat 3 hari 2 malam di kelas 3, pulang pas sore malam takbir, besoknya lebaran euy,, and you know abis berapa?  kurleb 3jtan, ohhh ngumpulinnya susah padahal. Ikhlas.. rejeki in shaa Allah ada terus. 

Akhirnya punya BPJS juga dari kantornya mas bro, baru 2 bulan punya eh aku masuk rumah sakit lagi donk ya, karena hal yang sama mabok parah, kali ini perawatan lebih komplit. Habis masuk UGD terus masuk ruang perawatan, kelas 2 sesuai dengan BPJSnya, 5 hari 5 malam, plus tranfusi darah 2 kantong dan USG (ini suamiku yang minta). Kali ini habis berapa ? kurleb 100rb sajah, karena biaya USG yang ga dicover karena keinginan sendiri. Dan vitamin yang direkomendasiin Dokter Kandungan dibeli di apotik luar Rumah Sakit. Emang rezeki ga akan kemana kan, hihi. 

Dan memasuki bulan ke-8 kehamilan, si bayi masih dalam posisi sungsang, saat itu masih berharap bisa lahir normal, tapi juga mempersiapkan kalau harus Caesar. Cari info untuk melahirkan dengan Caesar pakai BPJS.  Untuk prosedur persalinan Caesar harus ada indikasi medis seperti sungsang, gawat janin atau ketuban pecah dini dan lainnya. Periksa kehamilan di bidan atau faskes 1 ( ini yang ga aku lakuin, aku periksa dibidan deket rumah ), surat rujukan dari faskes 1, fotocopy ktp , kk dan kartu BPJS. 

Nah diakhir bulan ke-8 kehamilan, mulai deh mempersiapkan BPJS, karena posisi bayi yang ga berubah. Datanglah mas bro ke faskes 1, bawa buku periksa kehamilan dan hasil USG (buku pink itu loh). Dari faskes 1, ternyata saat itu mereka pakai bidan yang praktek sendiri yang ga ada di klinik tersebut. Di lihat buku pink tersebut, ternyata aku ga pernah periksa di bidan X (bidan yang ditunjuk faskes 1), mba CS klinik menyarankan aku kebidan X dulu. Yasudah akhirnya untuk kontrol selanjutnya (sekarang sudah 2 minggu sekali kontronya) aku memutuskan untuk kontrol dibidan X tersebut. 

Buku Periksa Kehamilan
 
Dan tibalah saat kontrol, sampai disana aku cerita sama bidan X tentang posisi bayi ku, dia liat buku pink aku, dan apa yang terjadi? Dia ga mau periksa aku, karena dari awal aku ga periksa di dia, dia bilang juga nanti ga enak sama bidan tempat aku periksa, karena mereka saling kenal. Nah loh… Daripada ga periksa, besoknya aku balik ke bidan ku untuk periksa. 
 
Ga lama sesudah itu, aku dan mas bro ke klinik faskes 1 lagi, untuk nanya dan USG disana, dan OMG hasil USG nya HPL ( Hari Perkiraan Lahirnya ) mundur 1 bulan dari HPL selama ini. Kaget bukan maen, jadilah si Faskes 1 ini tetep ga mau kasih surat rujukannya. Dan suruh aku balik lagi ke bidan X. Besoknya sepulang kerja suamiku balik lagi ke bidan X (kondisi kandungan ku 36 minggu saat itu). Dan kalian tau apa, bidan X bersedia membantu asalkan ada dana untuk booking tempat katanya, sekitar 3jt. Suamiku pulang ke rumah, jemput aku untuk ke bidan X, aku dan suami sampai di bidan X, dia menyanggupi membatu pakai BPJS asal ya itu tadi. Kali ini dia ramah banget, dan aku diperiksa, ternyata memang benar posisi si bayi sungsang. Dan dia bilang, ada tempat kosong malam ini di RS dan mungkin rejekinya si dede bayi katanya. Jadi bisa melahirkan malam ini juga. WHAT???? 

Kesel + Sebel bukan main sama mas bro alias suami ku itu, karena jawaban dia iya iya aja. 36 minggu, bayi ku mau dilahirin, apa dia ga mikir resikonya. Aku otomatis nolak lah, alasan ku waktu itu belum siap. Belum siap semuanya. Dan jawaban bu bidan X itu, Cuma siapin kain panjang aja kok, popok atau keperluan bayi bisa dibeli di toko depan RS. Ahhh… rasanya saat itu, pengen triak semua printilan bayi sudah siap, sudah di cuci, sudah di sterika. Huhhh… Tetap aku bilang “ENGGAK” hari ini aku ga mau lahiran. Akhirnya dia ngasih aku waktu 2 hari untuk berfikir, dan dia ngasih nomer hp nya, nanti kalau sudah 2 hari itu telfon dia, untuk mastiin tanggalnya. Aku ceritain semua sama ibu ku dan keluarga besarku. Dan aku putusin, aku ga mau balik ke bidan X itu. Biarlah aku melahirkan tanpa biaya BPJS.

Jadwal kontrol di minggu ke 37, aku bilang sama bidan ku, mau paket melahirkan yang dari dia aja. Tapi dia malah bilang pakai BPJS, kan punya, kenapa ga dipakai. Akhirnya aku ceritain aja semuanya. Dia sampai terheran-heran, dan dia mau bantu kalau ga dapet juga, nanti dia yang urusin surat rujukan dari puskesmas tempat dia praktek, dan ini tanpa embel-embel uang trimakasih alias GRATIS. Dia kasih lagi surat untuk ketemu DSOG ku, untuk mastiin tanggal. Beberapa hari kemudian aku ke RS untuk USG, dan dokter bilang posisi ga berubah tetap SUNGSANG. Aku minta tulis di buku pink kalau aku harus operasi. Karena masih penasaran, pulang dari RS, aku dan ibu ku ke klinik faskes 1. Aku tunjukin hasil atau tulisan dari DSOG ku yangmengharuskan operasi. Tapi mba CS ini masih kekeuh aku harus nunggu sampai HPL yang berdasarkan USG di faskes 1. Coba aja mba itung dari tanggal aku pertama periksa, akhirnya dikasih jugalah itu surat rujukan. Ternyata tanda tangan bidan X itu sudah tersimpan dikomputer faskes 1, jadi tinggal print aja gitu tanpa harus ada bidan X nya. Dari faskes 1, aku dan ibu ku langsung ke bidan tempat ku periksa, ngasih tau bu bidan kalau aku sudah dapet surat rujukan, dan dia rekomen tanggal untuk melahirkan. 

Berbekal surat rujukan, pas hari sabtu suami ku libur ngantor, dia ke RS untuk pesen kamar, dan ketemu DSOG ku, dan DSOG ku memutuskan hari senin operasinya. Kalau masalah perlengkapan in shaa Allah semua sudah siap, mental dan doa, itu yang harus dikuatkan. Karena aku belum pernah masuk ke ruang operasi. Takut? Iya, tapi keluarga besar bilang, udah ga usah dipikirin, tenang aja. Oia hari minggunya aku mesti cek darah, di lab RS. Padahal udah dapet rujukannya, eh tapi mas bro salah daftar, seharusnya daftar di loket BPJS, dia malah daftar di loket umum, alhasil kena bayar deh. Kurleb 200rb deh kalau ga salah inget. 

Senin pun tiba, pagi-pagi dari rumah, naik mobil dianter bapak ,ibu, bude dan pakde, mas bro naik motor. Sampai di RS mas bro daftar lagi, di loket BPJS, dapat no kamar, sandal dan perlengkapan mandi. Naik ke atas, ditawari mau diantar ga (pakai kursi roda). Aku nolak, ga usah mba, jalan aja. Sampai atas, mas bro kasihlah surat2 dari bagian administrasi ke perawat yang jaga, terus aku dipanggil, disuruh pipis or pup, tapi cuma bisa pipis aja. Terus ganti baju operasi, semua yang ada di badan di lepas, kalung,cincni dan anting, karena anting ini udah lama banget jadi susah dilepasnya. Hasilnya dilepas sama petugas operasinya pakai tang kecil. 

Nunggu giliran, lumayan lama ya. Pas giliran itu datang, semua  yang nganter bilang santai aja ya, ga usah mikirin apa-apa.  Masuk ruang operasi, diajakain ngobrol santai siy sama perawat dan petugasnya, dokter2nya pun baik dan ramah. Disuntik anastesi sambil bungkuk, sebelumnya di semprot cariran apa gitu, rasanya digin. Abis itu seprauh badan bagian bawah kebal dan ga bisa diapa-apain. Operasi pun dimulai, berbagai alat di tempel dibadan dan jari untuk monitor kondisi (entah apalah namanya). Salah seorang petugas menyuruh tidur, tapi aku ga bisa tidur, denger suara darah yang disedot, suara alat yang di taruh di tempat alumunium bergantian. Dan tangis si bayi pun kedengeran pukul 09.45 pagi, lega, dibawa sama dokter anak, dan aku langsung nanya “ lengkap ga dok?” (pertanyaan apa itu) Alhamduliilah lengkap, beratnya 2850gr panjang 48cm, perempuan. Langsung IMD, ga sampai 1 menit aku rasa, dede bayi pun dibawa untuk dibersihkan. 

Selesai urusan jahit menjahit perut, aku dibawa ke ruang  observasi, bergantian yang nganter datang 1 per 1, sedih mau nangis (udah nangis deh).  Si dede bayi, di ruang observasi bayi dan sudah di azankan oleh ayahnya. Terus aku dipindah ke ruang perawatan. Dikasih  makan dan minum, obat bius perlahan mulai hilang. Si bayi baru dibawa keruangan ku sore hari, sekitar jam 4. Saat itu aku dan mas bro, bingung gimana ngambilnya karena saat itu kami hanya berdua, akhirnya minta bantuan suster. Habis magrib keluarga ku datang lagi. Liat si bayi kecil. Malam pun tiba, efek obat bius pun hilang, rasa sakit yang ga bisa ditahan, nangis, mas bro bolak balik panggil suster. Minta obat tapi ga dikasih, sampai aku bener-bener ga kuat. Aku minta obat sama suster, “ besok pagi ibu ga dapat jatah obat lagi ya” kata susternya. Pikir ku sabodolah, yang penting sakitnya sekarang berkurang. Ehtapi besok paginya tetep dapet obat yang sama, pereda rasa sakit (entah namanya apa). 

Sesuai dengan BPJS, aku dirawat di kelas 2, kalau dari pelayanan sama aja, semua suster ramah, bersih, tapi kalau di kelas 3 isinya 3 orang, kalau kelas 2 isinya 2 orang. Ini siy kebijakan masing-masing RS ya. Aku dirawat 3 hari 2 malam di RS. Hari ke 2, mas bro minta surat keterangan lahir, terus ngurus ke kantor BPJS untuk ngurus BPJS bayi, harusnya siy HRD yang ngurusi, tapi mungkin lagi sibuk, jadi mas bro sendiri yang ngurus. Selesai dalam 1 hari, terus setor ke RS. Teman sekamarku juga pakai BPJS tapi mandiri bukan yang dari perusahaan, tapi bayi nya baru difatarin BPJS, sedangkan BPJS baru aktif 14 hari setelah daftar. Jadi bayi mereka ga di cover BPJS. Hari terakhir pas mau pulang, mas bro ngurus administrasi lagi, dan free alis GRATIS, (Cuma bayar obat yang ga di cover siy, sekitar 50rb). Dede bayi pun GRATIS. Kalau teman sekamar ku, dia juga GRATIS ibunya (bayar obat juga yang sama kaya aku) dan si bayi kena sekitar 1jutaan. Gapapalah ya. Coba kalau semua bayar, mungkin bisa kena 10jutaan kali ya. Ga dapet rinciannya siy. Alhamdulillah rezeki lagi. 

Aku dan dede bayi dapet jatah 1 kali kontrol. Seminggu kemudian aku kontrol ke DSOG ku, buka perban dan liat jahitan, bagus dia bilang. Dan ga ditutup lagi.  OMG ngeri lah.. Dan si dede (ini yang aku sesali) dia di bilang kuning, jadi DSA nyuruh tes darah bilirubin, bayi sekecil itu diambil darahnya, aku sampai ga tega mau masuk lab, aku nangis di depan pintu lab. Sesudah itu aku langsung pulang, aku ga tungguin tuh hasil lab. Tes darah ditanggung BPJS juga dan Free (tapi gratisan kali ini ga bikin aku bahagia). Aku bawa bayi ku ke bu bidan tempat ku periksa, aku ceritain, dia mah baik banget dan bikin tenang, gapapa ini mah, jemur aja, sama terus susuin. Entar juga hilang. Dia minta ambil aja hasil tesnya. Pulang kerja mas bro ngambil hasil tesnya, terus aku bawa lagi ke bu bidan, bilirubinnya 14,9. Bu bidan tetep Cuma nyuruh, di jemur aja, dan di susuin(ASI).  Alhamdulillah semua berlalu, sekarang dia tumbuh sehat, lincah dan pintar. Dia membawa kebahagian buat semua keluarga. Semoga kelak selalu begitu ya de.. Doa kami di nadi mu (eeaa lagu). 

Buat yang mau pakai BPJS, kalau belum punya, buruan bikin deh, karena berguna banget saat dibutuhkan. Kalau belum dibutuhkan, ya itung2 amal membantu yang lain ya, hihi. Buat yang udah punya, jangan lupa bayar tiap bulan, nanti kena denda loh dan kalau tiba-tiba butuh jadi ga bisa dipakai BPJSnya.  Terus kalau mau pakai BPJS mendingan ikutin peraturan dan alurnya deh, jangan kaya aku dan suamiku, jadi ribet dan ada bagian yang seharusnya gratis jadi bayar hoho.in shaa Allah dimudahkan untuk semua.

Senin, 09 Oktober 2017

ESSENTIAL OIL UNTUK BAYI

Saat umur bayi ku 7 bulan ke 8 bulan, fiuh bolak-balik berobat. Pertama karena demam, kedua  habis demam muncul bruntusan merah di tangan dan kepalanya, ketiga balik lagi karena demam, habis demam ini muncul lagi bruntusan merah, tapi karena sebelumnya pernah begini jadi yang kali ini kita ga berobat deh, hihi.. Setiap abis berobat Alhamdulillah semuanya siy mereda, dalam 2 atau 3 hari sudah  sembuh. Yang bikin tambah pusing adalah aksi GTM, selama sakit dan pasca sakit, udah gonta ganti menu, naik turun tekstur, tapi tetep euy, GTM berlanjut.

Cari cara lain, mau kasih vitamin tapi masih takut, secara masih 8 bulan, jadi ku pikir belum perlulah. Tanya sana sini, yang paling memikat hati ( jodoh kali ahh ) jawaban di salah satu WA Group adalah Essential Oil alias minyak esensial sejenis aroma terapi gitu. Gugel-lah tentang itu, manfaatnya kayanya oke banget ya, harganya pun lumayan oke juga, padahal kemasan antara 5ml – 15ml. Tanya-tanya resellernya juga, tapi karena resellernya sibuk jadi agak slow respon, jadi tetep mbah gugel yang kasih info. Tadinya udah sempet pengen order produk luar dari Singapura, Young Living, tapi balik lagi info manfaat belum jelas dari reseller. Eh ketemulah disalah satu blog, ternyata ada EO ( essential oli ) produk local.
Produk Belli to Baby

Belli to Baby, EO produk lokal (kenapa namanya luar ya) katanya produk ini lebih aman untuk bayi. Harganya sama aja siy, mehong juga buat aku,  tapi semoga bermanfaat deh. Produk dari BtB ini ga terlalu banyak, kalau YLEO (young living essential oil) banyak jenisnya, kayanya butuh bantuan reseller untuk ngejelasin semua. Akhirnya aku tetep cari ini tentang BtB ini, terus jatuhlah pilihan ke BtB Immun Bosster, infonya siy biar anak ga gampang sakit, bisa juga untuk memperbaiki nafsu makan. Akhirnya order deh, di OLShop yang ngasih ongkir gratis haha (emak ga mau rugi), pagi pesen malam sampai, eh dapet bonus sisir BtB dan tester 4 variantnya, tapi yang 1 botolnya udah kosong, mungkin rembes atau bocor, sedih padahal itu yang Cold & Flu.
Paket Belli to Baby

Karena udah malem sampainya, jadi baru besok paginya deh dibuka terus dipelajari manfaat dan cara pakai si Immun Bosster ini, Kalau untuk anak dibawah 2 tahun harus di dilute atau di campur minyak lagi, bisa minyak kelapa atau baby oil. Sipplah kedua minyak itu ada di rumah, emak mau beli botol yang roll on gitu. Pulang kerja, langsung deh ke toko minyak wangi, beli botol yang dimaksud, 2 pcs kemasan 10ml harga 10rb, ehh kata ayahnya itu mah botol harga 2rb, (lah kemahalan donk eyke belinya) yasudahlah tak apa. Besok paginya di kantor, karena kerjaan sepi, jadi aku dilute (campur) deh, yang dipakai testernya dulu dicampur pakai baby oil, karena ada 2 botol, jadi aku dilute Immun Booster sama Eucaliptus (yang ini untuk batuk infonya). Selesai, nanti malem tinggal di oles ke telapak kakinya dede, tapi yang immune Bosster ya, kalau yang Eucalyptus katanya belum boleh untuk anak dibawah 2 tahun (entah iya, entah tidak). Saat ini siy anakku Alhamdulillah sehat dan makannya masih lahap. Tapi kita coba aja dulu dan lihat perkembangannya selama 1 bulan pemakaian. Semoga hasilnya bagus.

Hasil dilute dikantor